Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei: 73% Masyarakat Indonesia, Terutama Laki - laki Memiliki Asuransi untuk Jaminan Kesehatan

Survei:  73% Masyarakat Indonesia, Terutama Laki - laki Memiliki Asuransi untuk Jaminan Kesehatan Kredit Foto: Shutterstock
WE Finance, Jakarta -

Kesehatan merupakan aset yang begitu berharga. Oleh karena itu, jaminan kesehatan dari asuransi merupakan salah satu bagian penting dari perencanaan keuangan yang sebaiknya dimiliki sebagai perlindungan masa depan. Dengan memiliki asuransi, masyarakat dapat meminimalisasi risiko kerugian finansial ketika sakit maupun kecelakaan. 

Baru-baru ini, Populix mengeluarkan hasil survei bertajuk Indonesia’s Perceptions and Attitude Towards Health & Life Insurance Products untuk melihat bagaimana persepsi, minat, dan perilaku pembelian masyarakat Indonesia terhadap produk-produk asuransi kesehatan dan jiwa. 

Dari hasil survei tersebut ditemukan bahwa 73% masyarakat Indonesia, terutama di kalangan laki-laki dan Socio-Economic Status (SES) atas, menyatakan memiliki asuransi merupakan hal penting, terutama untuk jaminan kesehatan.

Co-Founder dan COO Populix, Eileen Kamtawijoyo mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan mendorong kesadaran masyarakat tentang bagaimana asuransi dapat membantu mengurangi kerugian finansial ketika sakit. 

Hal ini terlihat dalam hasil survei Populix yang menemukan bahwa 3 dari 10 masyarakat Indonesia mulai memiliki asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini. 

"Survei juga menunjukkan bahwa saat ini, hampir 7 dari 10 masyarakat Indonesia sudah memiliki asuransi, baik BPJS Kesehatan maupun asuransi pribadi,” ujar Eileen melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (31/1).

Di antara para responden yang telah memiliki asuransi, sebanyak 72% di antaranya mengatakan bahwa mereka memiliki asuransi pribadi dengan mayoritas memilih asuransi kesehatan (80%) dan asuransi jiwa (55%), diikuti dengan asuransi pensiun (35%), asuransi pendidikan (33%), dan asuransi kendaraan bermotor (31%). 

Baca Juga: Genjot Penyaluran Kredit di 2023, Ini Strategi yang Dilakukan Bank Jago

"Untuk membeli produk-produk asuransi tersebut, 57% masyarakat rela menyisihkan anggaran di bawah Rp750 ribu setiap bulannya, dengan mayoritas metode pembayaran premi yang dipilih adalah membayar setiap bulan," terang Eileen.

Survei tersebut juga menunjukkan lebih dari setengah responden telah memiliki asuransi selama lebih dari 2 tahun. Namun, sebagian responden (35%) mengatakan bahwa mereka membeli asuransi dalam 1 sampai 2 tahun belakangan ini. 

Terdapat beberapa alasan yang mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi pribadi, seperti perlindungan untuk diri sendiri dan aset yang dimiliki (67%), dapat menanggung biaya rumah sakit hingga biaya operasi (63%), warisan atau perlindungan bagi anggota keluarga apabila terjadi sesuatu (39%), investasi (33%), melihat pengalaman buruk keluarga atau teman yang tidak memiliki asuransi (24%), serta alasan karena tidak mendapatkan fasilitas asuransi swasta dari kantor (21%).

Sementara itu, survei menunjukkan agen asuransi (67%), media sosial (57%), teman/keluarga (55%), media massa (46%), dan influencer (21%) merupakan sumber informasi bagi masyarakat seputar hal-hal terkait asuransi pribadi. 

"Secara khusus dalam hal media sosial, Instagram (88%) dan YouTube (75%) menjadi dua media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mencari informasi seputar asuransi pribadi, diikuti dengan Facebook, WhatsApp dan Twitter," kata Eileen.

Baca Juga: Hadir di 118 Negara, Transaksi Livin’ by Mandiri Capai Rp 2.435 Triliun pada 2022

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: