Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lampaui Target, Bank Nagari Raup Laba Bersih Rp 481,18 Miliar pada 2022

Lampaui Target, Bank Nagari Raup Laba Bersih Rp 481,18 Miliar pada 2022 Kredit Foto: Antara/
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Nagari berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 481,18 miliar (unaudited) pada 2022. Nilai itu meningkat 17,73% atau sebesar Rp 72,47 miliar dari pencapaian tahun 2021 secara yoy.

Direktur Utama Bank Nagari Muhamad Irsyad mengatakan, pencapaian tersebut telah melampaui target perseroan pada 2021 sebesar 108,72%.

"Capaian laba ini tidak terlepas dari optimalisasi penyaluran kredit atau pembiayaan yang berdampak kepada pendapatan bunga kredit bank yang mencapai Rp 2,42 triliun atau 100,22 persen dari target," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (31/1).

Irsyad mengatakan, pertumbuhan laba bersih juga dipengaruhi oleh pertumbuhan fee based income pada 2022 yang mencapai Rp 7,5 miliar sebagai hasil dari pengembangan berbagai produk digital Bank Nagari.

Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mendorong beban bunga DPK terealisasi Rp 719,58 miliar dengan capaian 92,02 persen dari target.

"Secara tahunan beban bunga DPK turun Rp 95,49 miliar dari tahun 2021 yang dipengaruhi oleh penurunan beban deposito sebesar Rp 88,76 miliar dan beban giro sebesar Rp 12,90 miliar," ungkapnya.

Sedangkan pendapatan operasional sebesar Rp 2,84 triliun atau 98,46 persen dari target. Hal tersebut dapat diimbangi oleh efisiensi beban operasional yang terealisasi Rp 2,23 triliun atau 97,21 persen dari target.

Sementara total aset tahun 2022 mencapai Rp 30,19 triliun dengan pertumbuhan sebesar Rp 2,21 triliun dari tahun sebelumnya. Irsyad mengatakan, nilai tersebut mencapai 101,95 persen dari target Rencana Bisnis Bank (RBB).

"Hal ini sejalan dengan optimalisasi penghimpunan DPK yang mencapai 102,28 persen dari target dan penyaluran kredit atau pembiayaan yang mencapai 99,61%," kata Irsyad.

Adapun total kredit atau pembiayaan tahun 2022 terealisasi sebesar Rp 22,47 triliun atau 99,61 persen dari target dengan total ekspansi sebesar Rp 1,499 triliun atau 7,15 persen dari tahun 2021. Terdiri dari ekspansi kredit konvensional Rp 1,09 triliun dan pembiayaan syariah Rp 408,73 miliar.

”Dengan demikian, share pembiayaan syariah terhadap total kredit atau pembiayaan menjadi 10,98%, naik dari tahun 2021 sebesar 9,82%," ujarnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Terbitkan Laporan Perekonomian Indonesia 2022, Ini Isinya

Dari jenis penggunaan, ekspansi kredit atau pembiayaan didorong oleh ekspansi kredit konsumtif sebesar Rp 888,06 milir dan kredit produktif sebesar Rp 611,76 miliar. Sementara total DPK terealisasi sebesar Rp 24,56 triliun atau melampaui target sebesar 102,28%.

"Ini terdiri dari DPK Konvensional sebesar Rp 21,50 triliun dan DPK Syariah sebesar Rp 3,06 triliun yang mendorong share DPK Syariah terhadap total DPK naik dari 10,81% pada 2021 menjadi 12,44% pada 2022," terang Irsyad.

Berdasarkan komposisi, total DPK tahun 2022 terdiri dari giro sebesar Rp 3,01 triliun, tabungan sebesar Rp 8,24 triliun, dan deposito sebesar Rp 13,30 triliun. Sehingga CASA bank mencapai 45,84 persen dengan LDR sebesar 91,50% yang masih di dalam rentang treshold perbankan.

Sementara di sisi kualitas kredit atau pembiayaan Irsyad menjelaskan, pada 2022 tercatat NPL sebesar Rp 494,82 miliar dengan rasio 2,20%. Nilai tersebut berhasil diturunkan dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 521,34 miliar dengan rasio 2,49%.

"Hal ini merupakan hasil dari upaya penagihan yang dapat dijalankan secara optimal," ujarnya.

Kinerja tersebut berdampak kepada capaian rasio kinerja bank. Tercatat Return on asset (ROA) perseroan pada 2022 sebesar 2,12 %, atau di atas target 2,06%. Return on Equity (ROE) sebesar 14,46%, atau di atas target 13,97%. 

Sedangkan Net Interest Margin (NIM) tercatat sebesar 7,09%, di atas target 6,93%. Adapun BOPO sebesar 79,39%, atau lebih efisien dari target sebesar 80,41%. Hal tersebut sejalan dengan optimalisasi pendapatan bunga kredit dan efisiensi beban bunga DPK. 

Sementara itu, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Nagari berada di angka 91,50%. Nilai tersebut masih berada di dalam rentang treshold perbankan.

"Namun untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) 2022 sebesar 21,54%, sedikit di bawah target 21,66% antara lain dipengaruhi oleh belum optimalnya jumlah modal disetor yang masih kurang Rp 10,36 miliar dari target Rp 70 miliar,"pungkasnya.

Baca Juga: Ini Strategi Bank BTN Hadapi Tantangan Ekonomi pada 2023



Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: