Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari BRI Life Hingga IFG Life , Ini Strategi Asuransi Jiwa Perkuat Bisnis di 2023

Dari BRI Life Hingga IFG Life , Ini Strategi Asuransi Jiwa Perkuat Bisnis di 2023 Kredit Foto: IFG Life
WE Finance, Jakarta -

Banyak pengamat ekonomi memprediksikan adanya resesi serta inflasi yang tinggi pada 2023. Namun jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi, pemerintah berhasil menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. Hal ini menjadi harapan bagi industri asuransi jiwa untuk tetap tumbuh.

Untuk itu, berbagai strategi telah dipersiapakan perusahaan asuransi jiwa untuk memperkuat bisnis pada tahun ini. PT Perta Life Insurance misalnya, menargetkan perolehan pendapatan premi sebesar Rp 1 triliun pada 2023. 

Direktur Utama Perta Life Insurance, Hanindio W. Hadi mengatakan, pihaknya akan menjalankan strategi bisnis berkelanjutan yang telah dibangun secara intensif sejak transformasi September 2020 lalu. 

Melalui strategi tersebut, perusahaan akan berupaya keras membangun dan meningkatkan kepercayaan nasabah. PertaLife berkomitmen memberikan layanan prima sehingga meningkatkan loyalitas nasabah.

"Kemudian memberikan dampak pada kenyamanan pemegang polis untuk tetap membayarkan preminya sehingga mampu membangun keberlanjutan perusahaan," ujar Hanindio kepada WE Finance, Senin (2/1).

Selain itu, melakukan optimalisasi pada ekosistem captive market melalui berbagai forum sinergi baik di Pertamina Group maupun Timah Group, serta menyeimbangkan portofolio non-captive market melalui produk yang menguntungkan di pasar seperti Severance, Term Life dan Kesehatan.

"Setelah dilakukan pembenahan menyeluruh dan mendapatkan back-up dari reasuradur melalui terms and conditions yang mirroring untuk beberapa produk seperti AJK, PertaLife akan kembali memasarkannya," kata Hanindio.

Menurutnya, strategi tersebut selain untuk menjaga kinerja bisnis secara prudent, tapi juga menjaga kepentingan nasabah jika terjadi klaim, serta terus mendukung perkembangan positif di industri asuransi jiwa.

"PertaLife juga memberikan layanan terbaik melalui WA Bisnis dan Web Access sehingga fungsi kontrol dan monitoring tetap terjaga serta nasabah diharapkan lebih merasa nyaman dan aman bekerja sama dengan PertaLife," tambahnya.

Meski demikian, ancaman resesi dapat berdampak pada perubahan kebijakan level korporasi dalam alokasi anggaran. Tapi perusahaan optimis dengan 95% portofolio pada segmen korporasi dan 70 persen pada ekosistem captive market, maka dapat lebih fokus untuk menjaga kinerja. 

"Melalui penilaian underwriting yang lebih prudent dan seleksi produk yang lebih menguntungkan yang dijual ke market, diharapkan besaran klaim pun lebih terkendali. Tentunya juga dengan strategi penyebaran risiko melalui dukungan reasuransi yang baik," kata Hanindio.

Baca Juga: Simak 3 Tips Memilih Asuransi Jiwa yang Tepat untuk Pemula

Dalam kondisi yang mungkin bisa berdampak pada peningkatan klaim  perusahaan, PertaLife akan terus mendorong kinerja, dan komunikasi yang sangat intensif sehingga diharapkan dapat terus menjadi prioritas dan menjaga risk based capital (RBC).

Dalam upaya menjaga tingkat solvabilitas perusahaan, perusahaan juga menerapkan Asset dan Liability Management (ALMA) dengan baik, seperti fokus pada pengelolaan aset khususnya pada aset investasi.

"Laju kewajiban disikapi dengan fokus pada bisnis berbasis risiko yang terukur dan terproteksi dengan baik, sehingga potensi dampak kewajiban diharapkan lebih terkendali," jelasnya. 

Sementara PT Asuransi BRI Life (BRI Life) mengupayakan pertumbuhan dengan tetap mengedepankan kualitas. Direktur Utama BRI Life, Iwan Pasila mengatakan, perusahaan akan tumbuh secara selektif untuk memastikan bisnis baru yang dihasilkan benar-benar berkualitas.

"Dengan begitu, kami dapat memenuhi kewajiban kepada pemegang polis pada saat jatuh tempo. Hal ini tentu akan terkait dengan pengelolaan layanan pelanggan dan investasi dari premi yang dihasilkan," ujar Iwan. 

Perusahaan juga akan terus mendorong produk-produk proteksi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini pun untuk memitigasi dampak ketidaksesuaian penjualan (mis-selling) yang biasanya melekat pada produk-produk dengan manfaat investasi yang berfluktuasi.

Selain itu, Iwan menambahkan perusahaan juga terus mendorong penetrasi melalui kanal digital, dan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam setiap proses penjualan dan pelayanan nasabah. Hal ini akan meningkatkan efektivitas proses dan memberikan efisiensi yang dibutuhkan.

"Kami terus mendorong penerapan budaya BRILiaN Ber-AKHLAK dalam melaksanakan setiap kegiatan di BRILife untuk memastikan kami dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat Indonesia yang kami layani dan juga bagi pemegang saham," teranganya. 

Tak hanya itu, perusahaan juga akan terus mendorong penetrasi dengan produk asuransi jiwa sesuai dengan kebutuhan nasabah, baik pada segmen nasabah Bank BRI maupun nasabah non-Bank BRI. 

Baca Juga: Bank IBK Indonesia Raih Suntikan Dana Rp 1 Triliun dari Industrial Bank of Korea

Untuk segmen retail sendiri, Iwan mengungkapkan perusahaan sudah mempersiapkan beberapa produk proteksi untuk melakukan penetrasi pada segmen mass-retail, serta produk proteksi dan investasi untuk nasabah prioritas dan segmen atas. 

Sementara itu, untuk segmen mikro, anak usaha Bank BRI ini juga terus mendorong pemasaran produk-produk proteksi melalui unit-unit Bank BRI dan melalui Agen BRILink.

"Kami juga sedang berkoordinasi dengan Bank BRI serta dengan pemegang saham untuk mempersiapkan penetrasi pada segmen Ultra Mikro," tambahnya.

Hingga saat ini, BRI Life terus mendorong penerapan target operating model. Di mana perusahaan mendorong pemasaran produk dengan premi yang memadai, pengelolaan investasi yang baik, dan efisiensi biaya operasional untuk memberi nilai tambah bagi nasabah dan pemegang saham.

Sedangkan PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) membidik target lebih tinggi tahun ini. Head of Corporate Communication IFG Life, Chelma Destria bilang, perusahaan menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 1,6 triliun atau setara dengan pertumbuhan 44,55% untuk 2023. 

"Untuk mencapai target tersebut, IFG Life harus menjadi perusahaan yang menjawab kebutuhan masyarakat dan customer centric, baik dalam mendesain produk dan memberikan layanan. Dengan tagline Protecting Life Progress, IFG Life berupaya menghadirkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan proteksi di setiap tahapan kehidupan," ujar Chelma.

Untuk itu, Chelma menekankan bahwa IFG Life akan tetap fokus pada sektor bisnis korporasi dan juga akan mendorong pertumbuhan bisnis asuransi berbasis jiwa dan kesehatan dengan mengoptimalkan captive market. 

"Kami juga akan terus mengoptimalkan saluran distribusi penjualan dan memanfaatkan ekosistem holding dan BUMN," tambahnya.

Memasuki 2023, IFG Life memiliki produk andalan yakni LifeSAVER. Ini merupakan produk jasa pertanggungan atau perlindungan yang membidik nasabah dari kalangan pelaku perjalanan wisata, sport tourism, hingga pegiat olahraga ekstrem serta komunitas olahraga lainnya.

Di tengah ancaman resesi, perusahaan telah memiliki strategi untuk menjaga RBC tetap aman. Chelma memastikan IFG Life akan terus menjawab kebutuhan masyarakat dengan menghadirkan produk-produk proteksi yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat dengan layanan berbasis digital. 

IFG Life sendiri per November 2022 memiliki RBC sebesar 171,03% sehingga tergolong sebagai perusahaan asuransi yang sehat. Selain itu, IFG Life akan memperkuat transformasi digital dan budaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis ke depan.

Baca Juga: Intip Jurus Pebisnis Asuransi Umum untuk Tingkatkan Kinerja dan Hadapi Resesi 2023

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: