Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prudential Syariah Sebut Empat Tantangan Tingkatkan Aset Keuangan Syariah, Apa Saja?

Prudential Syariah Sebut Empat Tantangan Tingkatkan Aset Keuangan Syariah, Apa Saja? Kredit Foto: Achmad Ghifari Firdaus
WE Finance, Jakarta -

Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Kartono mengakui bahwa aset keuangan syariah di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan sejumlah negara muslim. Termasuk dengan negara tetangga, Malaysia.

"Jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlah penduduk muslimnya seperlima dari Indonesia sebanyak 40 juta, kita ada 250 juta tetapi aset keuangan syariah mereka lebih besar. Ini tandanya aset keuangan syariah Indonesia masih kecil," kata Paul dalam seminar bertajuk “Menuju Pusat Industri Halal Dunia: Prospek dan Tantangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jakarta, Kamis (24/11).

Meski demikian, ia melihat adanya peluang yang besar untuk menggarap dari bisnis syariah untuk mengembangkan keuangan syariah. Namun sebagai penduduk muslim terbesar di dunia, namun Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk mengembangkan keuangan syariah.

Pertama, yaitu masalah literasi. Menurutnya hal ini menjadi tantangan terbesar mengingat bahwa literasi sistem keuangan syariah yang berbeda dengan sistem keuangan konvensional.

"Para praktisi dari sistem keuangan syariah masih membandingkan untuk menawarkan produknya dengan konvensional tapi tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai sistem syariah," ujarnya.

Kemudian tantangan yang kedua yaitu sumber daya manusia (SDM) keuangan syariah. Menurutnya, saat ini SDM keuangan syariah sebagian besar berasal dari konvensional. Namun SDM yang memahami keuangan syariah masih terbatas.

"Ini yang menjadi tantangan kita bersama apabila kita ingin memperluas bisnis keuangan syariah," katanya.

ketiga, regulasi dan perpajakan. Menurutnya, perpajakan masih melihat surplus underwriting di asuransi syariah sebagai dividen.

Terakhir, ekosistem pendukung. Dalam hal ini, ia menilai bagaimana keuangan syariah bisa bekerja sama antar semua industri. Mulai dari industri halal, keuangan syariah, keuangan konvensional, maupun non keuangan, sehingga semuanya bisa saling mendukung satu sama lain.

“Ini yang kita masih terus bersama-sama dibantu dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga bagaimana kita bisa menembus halangan ini," pungkasnya.

Baca Juga: Ini Program Unggulan KNEKS Untuk Perkuat Industri Keungan Syariah di 2023

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: