Kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali terjadi. Kali ini perusahaan fintech payment gateway Xendit memangkas 5% karyawannya yang berada di Indonesia dan Filipina.
Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya mengatakan, perusahaan selalu mencoba untuk menyiapkan rencana bisnis terbaik. Namun situasi makro ekonomi yang tidak menentu saat ini memaksa Xendit untuk melakukan penyesuaian struktur dan sumber daya tim.
"Sekitar 5% tim kami di Indonesia dan di Filipina terkena dampak dari keputusan ini," kata Tessa Wijaya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (5/10).
Tessa mengaku keputusan ini sangat sulit, namun harus diambil untuk mengoptimalkan posisi kami dalam jangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan perusahaan.
Hal ini berdasarkan pada strategi bisnis yang terus maju dan melihat situasi ke depan. Perusahaan telah melalui pertimbangan yang komprehensif untuk memastikan bahwa Xendit siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Saat ini, kata Tessa, Xendit telah tumbuh dengan baik dalam beberapa tahun ini melalui kontribusi berbagai pihak, terutama dari tim yang penuh dedikasi berkontribusi untuk membangun Xendit sampai di posisi saat ini.
Xendit berkomitmen penuh untuk mendampingi tim yang bergerak untuk melalui masa transisi ini. Mereka akan menerima kompensasi yang layak dan prosesnya dilakukan sesuai peraturan perundang- undangan yang ada.
"Kami juga memberikan manfaat tambahan lain yang digunakan untuk membantu mereka, seperti penambahan masa asuransi kesehatan, bantuan pendampingan psikolog dan kami juga akan membantu mengkurasi daftar alumni Xendit untuk membantu tim mendapatkan pekerjaan lebih cepat," pungkasnya.
Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari
Tag Terkait: