PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) memastikan data nasabah tetap aman meski ancaman serangan siber tengah marak.
Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah menggunakan standar keamanan dari Zurich Grup mengenai perlindungan data nasabah.
"Saya sangat yakin standar perlindungan yang diterapkan oleh Zurich Grup sudah mutakir dan selalu terbaru untuk melindungi data nasabah," kata Hilman kepada WE Finance di Jakarta, Selasa (4/10).
Menurut Hilman, sangat penting untuk menjaga keamanan data nasabah. Hal itu menjadi fokus perusahaan dalam menjalankan bisnis serta menjaga kepercayaan nasabah.
Dengan demikian, menurutnya, nasabah tidak perlu khawatir, karena Zurich Syariah memiliki kemampuan proteksi dan deteksi terhadap aktivitas yang dapat berdampak kepada keamanan data nasabah.
Sayangnya, Hilman tidak ingin menyebutkan biaya atau capital expenditure (capex) yang disiapkan perusahaan untuk pengembangan teknologi informasi (TI) termasuk keamanan digital. Namun, ia pastikan teknologi keamanan digital selalu terbaru dan mengikuti perkembangan terkini.
Menurut Studi terbaru dari Check Point Software Technologies, sektor industri keuangan di Indonesia merupakan terbanyak ke-2 yang mengalami serangan siber pada 2022. Peringkat tersebut naik dari tahun sebelumnya berada di posisi ke-3.
Secara rata - rata, lembaga keuangan di Indonesia menghadapi serangan sebanyak 2.730 kali per minggu dalam enam bulan terakhir. Sementara secara global, lembaga keuangan dan perbankan di tanah air menempati urutan ke-6 dalam industri yang paling banyak mengalami serangan siber.
Untuk itu, industri keuangan dinilai perlu waspada dan meninjau sistem keamanan mereka demi melindungi data serta transaksi nasabah.
Baca Juga: Sepanjang Tahun 2022, Zurich Syariah Targetkan Premi Tumbuh 50%
Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari
Tag Terkait: