Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Konsumsi Masyarakat Naik, Simpanan di Perbankan Tumbuh Melambat

Akibat Konsumsi Masyarakat Naik, Simpanan di Perbankan Tumbuh Melambat Kredit Foto: Antara/Kornelis Kaha
WE Finance, Jakarta -

Peningkatan konsumsi masyarakat menjadi salah faktor simpanan perbankan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung tumbuh melambat. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat lebih memilih menggunakan uangnya untuk berbelanja ketimbang menyimpannya di bank. 

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan DPK sebesar 7,77% secara tahunan (yoy) pada Agustus 2022. Nilai pertumbuhan tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni sebesar 8,59% yoy. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penyebab perlambatan simpanan bank karena peningkatan konsumsi masyarakat. Selain itu, peningkatan belanja modal korporasi yang turut berkontribusi terhadap perlambatan DPK. 

"Kemudian ada preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain yang terindikasi dari nilai kepemilikan surat berharga negara (SBN)," kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, pada Kamis (22/9). 

Meski melambat, Perry menyebut sistem keuangan perbankan tetep terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Tercatat permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) Juli 2022 tetap tinggi sebesar 24,86%. 

Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko kredit perbankan tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada Juli 2022 sebesar 2,90% (bruto) dan 0,82% (neto). 

Penyaluran kredit juga tumbuh 10,62% yoy pada Agustus 2022, yang terjadi pada seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7% yoy.

Hal ini seiring membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor pertanian, industri, konstruksi, dan perdagangan. Dengan peningkatan kinerja tersebut, ia memperkirakan suku bunga perbankan masih dalam tren menurun.

Hasil simulasi BI juga menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya pada laju pemulihan intermediasi ke depan.

Baca Juga: Lebih Dekat Dengan Nasabah, PermataBank Hadirkan Inovasi Digital di Kantor Cabang

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: