Pacu Inovasi Digital, Clipan Finance Alokasikan Capex Hingga Rp 9 Miliar

PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) telah mengalokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 9 miliar hingga Agustus 2022. Modal tersebut digunakan untuk mengembangkan teknologi informasi (TI) di perusahaan. 

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, saat ini perusahaan tengah mempersiapkan layanan digital untuk verifikasi kredit (Credit Engine), operasinal dan digital dokumen seperti E-Signing, E-Contract dan aplikasi Mobile Clipan Finance yang sedang dalam pengerjaan. 

"Selain untuk digitalisasi, layanan tersebut juga untuk akusisi bisnis," kata Harjanto kepada WE Finance, Selasa (13/9).

Baca Juga: Tangkis Serangan Siber, Bank BRI Perkuat Edukasi dan Perlindungan Data Nasabah

Di sisa tahun ini, Clipan Finance masih akan menggunakan anggaran capex untuk memperkuat back up dan keamanan sistem. Diperkirakan tambahan capex perusahaan akan mencapai angka Rp 5 miliar. 

Sementara itu kata Harjanto, secara rata - rata penyaluran pinjaman secara digital mencapai Rp 25 miliar per bulan melalui kolaborasi dengan Oto.com, Moladin, OLX Oto, Carsome, dan Blibli.com. Jumlah tersebut masih terbilang kecil jika dibandingkan pembiayaan rata-rata per bulan mencapai Rp 550 miliar.

Perusahaan yang merupakan bagian dari konglomerasi keuangan Panin Group ini, menyatakan akan terus berkomitmen untuk tumbuh bersama di Indonesia dengan menyiapkan berbagai strategi dan juga inovasi digital.

Salah satunya fitur digital yang tengah dikembangkan perusahaan berupa Monitoring Traffic Jaringan. Saat ini, fitur tersebut sedang dalam tahap studi implementasi Managed dan Extended Detection Response System.

"Kami juga akan menerapkan sistem back up yang lebih handal sebagai last resort dari respons terhadap serangan siber yang terjadi," kata Harjanto.

Clipan Finance, kata Harjanto, secara rutin terus memperbarui software dan sistem operasi secara berkala. Kemudian memperbarui sistem memonitor anti virus baik dari data center dan client, serta menggunakan teknologi dan fitur new gen firewall.

"Kami juga menerapkan kebijakan dan tata kelola yang baik dalam penggunaan teknologi atau fasilitas TI untuk menangkis serangan siber," tutupnya.